Breaking News

Nusakambangan Menuju Lumbung Ketahanan Pangan Nasional, Menteri Agus Panen Perdana dan Resmikan Pusat Pelatihan

Liputan08.com – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Komjen Pol. (Purn) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., melaksanakan panen perdana hasil ketahanan pangan di Pulau Nusakambangan. Dalam kunjungannya, ia turut memanen padi di Lapas Terbuka Nusakambangan dan meninjau langsung berbagai sektor pengembangan pangan serta pemberdayaan warga binaan.

“Produk ketahanan pangan Nusakambangan ini, alhamdulillah, telah mulai mampu menyumbang kebutuhan makan di lapas-lapas Nusakambangan. Selain itu, juga disiapkan untuk mendukung kebutuhan pasar masyarakat umum,” ujar Menteri Agus di sela-sela kegiatan panen.(18/4/2025)

Panen juga dilanjutkan ke ladang jagung seluas 6,2 hektar di area pertanian Lapas Gladakan. Jagung yang dipanen merupakan varietas hibrida yang digunakan sebagai bahan pakan ayam petelur. Saat ini, produksi telur ayam di Nusakambangan mencapai lebih dari 1.400 butir per hari. Selain itu, berbagai komoditas hortikultura seperti sayur mayur, cabai, tomat, terong, dan timun juga turut dikembangkan.

Selain panen, Menteri Agus melakukan pengecekan menyeluruh ke berbagai sektor produktif lainnya seperti peternakan kambing, kerbau, ayam, budidaya ikan, dan persiapan budidaya udang vaname di lahan seluas 61,5 hektar yang tersebar di dua wilayah, yaitu Bantar Panjang dan Pasir Putih.

“Total 167,194 hektar wilayah Pulau Nusakambangan sedang kami optimalkan untuk menjadi lumbung ketahanan pangan nasional dan masih sangat potensial untuk dikembangkan lebih luas lagi,” jelasnya.

Menteri Agus menekankan bahwa program ketahanan pangan di Nusakambangan bukan sekadar upaya pemenuhan kebutuhan pangan, namun juga menjadi bagian penting dari proses pembinaan warga binaan.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kami mampu memberdayakan warga binaan. Mereka diberikan kesempatan berkontribusi, memperoleh keterampilan, dan dipersiapkan untuk kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang produktif dan memiliki keahlian,” tambahnya.

Salah satu warga binaan yang terlibat dalam program pertanian jagung menyampaikan rasa syukurnya. “Saya senang sekali karena dapat pengetahuan di bidang pertanian. Saya jadi punya rencana bertani setelah bebas nanti. Saya juga dapat bayaran dari hasil kerja saya di ladang, jadi dapat ilmu, dapat uang,” ungkapnya dengan senyum.

Warga binaan yang terlibat dalam kegiatan ketahanan pangan ini adalah mereka yang telah masuk tahap program asimilasi dan lulus sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). Jumlah mereka saat ini mencapai sekitar 200 orang.

Selain mengembangkan sektor pangan, Pemerintah juga tengah membangun sarana pendukung di Nusakambangan, seperti pemanfaatan Fly Ash and Bottom Ash (FABA), pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK), serta infrastruktur jalan sepanjang 11 kilometer.

“Seluruh program ketahanan pangan ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dengan berbagai stakeholder,” kata Menteri Agus. Beberapa mitra yang terlibat dalam program ini antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), PLTU, perusahaan swasta, yayasan, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Kegiatan Menteri Agus di Nusakambangan ditutup dengan peresmian Training Center sebagai pusat pelatihan untuk para pegawai pemasyarakatan, hasil kerja sama dengan Yayasan Penerima Internasional Indonesia (YPII).

Langkah ini menunjukkan bahwa Nusakambangan bukan hanya menjadi simbol pembinaan dan rehabilitasi, tetapi juga menjadi pusat ketahanan pangan yang memberi manfaat nyata bagi negara dan masyarakat.

Tags: ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya