Breaking News

Khazanah Islam Keutamaan Takziah dan Amal Kebaikan dalam Mengurusi Jenazah

Liputan08.com – Dalam tradisi Islam, takziah atau mengunjungi keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang wafat, adalah salah satu bentuk empati dan solidaritas sosial yang sangat dianjurkan. Takziah tidak hanya menjadi penghiburan bagi keluarga yang berduka, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperoleh pahala yang besar. Hal ini sering ditekankan oleh ulama, termasuk KH Achmad Yaudin Sogir, yang dikenal sebagai sosok ulama kharismatik dengan semangat mengajarkan kebaikan dan kasih sayang.

Takziah memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menghibur orang yang sedang ditimpa musibah, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang tersebut.” (HR. Tirmidzi)

KH Achmad Yaudin Sogir menjelaskan bahwa takziah adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan persaudaraan sesama muslim. Dalam takziah, seorang muslim dianjurkan untuk mendoakan kebaikan bagi jenazah dan keluarga yang ditinggalkan. Doa-doa yang tulus tersebut diharapkan menjadi penyembuh luka bagi keluarga yang berduka.

Mengurus jenazah adalah fardhu kifayah, yang berarti kewajiban kolektif umat Islam. Jika sebagian dari mereka telah melakukannya, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengikuti jenazah, menerima undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah langkah awal dalam proses pengurusan jenazah. KH Achmad Yaudin Sogir sering mengingatkan pentingnya niat yang ikhlas dalam melaksanakan tugas ini, karena ia adalah bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum.

Menshalatkan Jenazah
Menshalatkan jenazah adalah ibadah yang memiliki keutamaan besar. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menshalatkan jenazah dan tidak ikut mengantarkannya, maka baginya satu qirath. Dan barangsiapa yang menshalatkan dan mengantarkan jenazah hingga selesai dikuburkan, maka baginya dua qirath.” Kemudian beliau ditanya, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung besar.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)

Menguburkan Jenazah
Menguburkan jenazah adalah tahap akhir dari proses pengurusan jenazah. KH Achmad Yaudin Sogir sering menekankan bahwa proses ini harus dilakukan dengan penuh kehormatan dan memperhatikan adab-adab Islam, seperti meletakkan jenazah dengan lembut dan mendoakan kebaikan baginya.

Para ulama sepakat bahwa setiap tahapan pengurusan jenazah adalah amal kebaikan yang bernilai pahala besar. Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menyebutkan bahwa keikutsertaan dalam mengurus jenazah adalah salah satu bentuk amal shalih yang sangat dianjurkan, karena mengandung unsur ibadah kepada Allah sekaligus memberikan manfaat kepada sesama manusia.

Sebagai seorang ulama yang aktif dalam dakwah dan pelayanan umat, KH Achmad Yaudin Sogir sering terlibat langsung dalam prosesi takziah dan pengurusan jenazah. Beliau selalu menekankan bahwa keikhlasan dan niat hanya karena Allah adalah kunci utama dalam setiap amal kebaikan.

KH Achmad Yaudin Sogir pernah berkata, “Mengurus jenazah adalah pengingat bagi kita bahwa dunia ini hanya sementara. Setiap langkah kita dalam mengurus jenazah, baik memandikan, menshalatkan, maupun menguburkan, adalah amal yang akan menjadi bekal di akhirat.”

Takziah dan pengurusan jenazah adalah bagian dari ajaran Islam yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Setiap muslim yang melaksanakan tugas ini dengan ikhlas akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Rasulullah SAW bahkan menjanjikan ganjaran sebesar dua qirath bagi mereka yang ikut menshalatkan dan mengantarkan jenazah hingga selesai dikuburkan. Oleh karena itu, mari kita jadikan momen-momen seperti ini sebagai kesempatan untuk beramal dan menguatkan ikatan persaudaraan sesama muslim.

Tags:

Baca Juga

Rekomendasi lainnya